Kamis, 05 April 2012

Sinergitas antara Ekonomi Tradisional dengan Ekonomi Modern



Latar Belakang

Sepanjang perjalanan perekonomian di Dunia , sistem ekonomi mengalami pasang surut .Dimulai dari sistem ekonomi merkantilisme yang mengacu pada perdagangan dan emas-nya sebagai satuan pengukur nilai , hingga pada suatu ketika sistem tersebut dinilai tidak lagi relevan .Mengingat semakin tidak terbatasnya jumlah kebutuhan dihadapkan pada terbatas dan langkanya emas di Dunia . Sebagai jawaban atas kondisi tersebut, Adam Smith mampu menjawab dengan Ekonomi Liberalnya yang mana sekarang ini dikenal sebagai sistem ekonomi modern. Meski kerangka sistem ekonomi liberal tersebut dinilai cukup kuat , namun dalam perkembangannya , sistem tersebut mendapatkan respon dari sistem baru yang dianggap lebih memihak pada kalangan bawah ( kaum proletar ) , yang mana sistem liberal / kapitalis dinilai hanya cenderung menguntungkan kalangan atas ( kaum borjuis ) .Sistem ekonomi baru tersebut disebut sistem ekonomi sosialis. Meski sistem liberal kapitalis seringkali di kritisi oleh berbagai pihak , pada kenyataannya sistem ini tetap bertahan bahkan berkembang hingga sampai seperti sekarang ini.Mengingat hanya sistem ini lah yang dapat diterima oleh pemikiran rasional dengan effisiensi yang menjadi tujuannya dan sistem persaingan sempurna sebagai jalannya .

Berbagai rangkaian perjalannya evolusi sistem ekonomi tersebut , juga memberikan effek terhadap alur sejarah kehidupan ekonomi di Indonesia . Dari sistem merkantilis yang diadopsi sebagai sistem ekonomi tradisional di Indonesia, hal tersebut dapat diamati dari terdapatnya sistem barter di Indonesia. Sampai dari ekonomi Indonesia yang mengadopsi sistem kapitalis dan sosialis , dengan sistem perdagangan bebas dan melibatkan pemerintah selaku pengawas perekonomian.Dari Kedua Indikator tersebutlah maka di indonesia terdapat dualisme ekonomi yaitu sistem ekonomi tradisional yang bertahan ditengah gempitan globalisasi, dan sistem ekonomi modern dengan perdagangan bebas dan inovasi dengan peran teknologinya .

Kemajuan sistem ekonomi yang diharapkan membawa kemajuan secara makro, justru pada kenyataannya sistem ekonomi modern menjadi predator yang mengeksploitasi masyarakat bawah yang notabennya menganut sistem ekonomi tradisional. Sebagai contoh dengan adanya Mall ,Supermarket ,dan Infrastruktur modern lainnnya yang digadang mampu meningkatkan PAD demi terwujudnya pemerataan dan kesejahteraan bersama , namun justru malah melumpuhkan usaha kecil dan mikro lainnya seperti pasar tradisional. Parahnya lagi banyak daerah menangkap fenomena menjamurnya infrastruktur modern ini sebagi suatu proyek menguntungkan yang mana sebenarnya akan semakin meminggirkan ekonomi tradisional yang dulu merupakan tulang punggung perekonomian Nasional.Dampaknya pasar – pasar tradisional yang dulu dinanti nanti konsumen , kini sepi pengunjung karena lari ke pasar modern yang lebih mewah dan memiliki daya saing baik itu harga maupun kualitas. Hal ini menjadi isu hangat di kursi parlemen, dimana pemerintah dituntut untuk mampu mencari solusi jalan tengahnya, dimana fenomena dualisme ekonomi ini tidak hanya berpihak pada satu sisi saja. Berbagai solusi dan pemikiran pun bermunculan , dari upaya modernisasi ekonomi tradisional hingga segmentasi pasar. Hal tersebut menjadi perdebatan sengit hingga sekarang ini.

Perspektif Pemikiran Terdahulu

Immanuel Wallerstein mengemukakan dalam teorinya yang terkenal (world system theory) yaitu didalam modernisasi didunia terdapat hierarki kekuasaan antara kaum inti dan pinggiran,dimana kaum inti akan mengeksploitasi kaum pinggiran yang lemah.

W.W Rostow memiliki pandangan tentang perlunya perubahan dari masyarakat ekonomi tradisional ke ekonomi modern

Smith berpendapat bahwa sikap egoistis manusia tdak akan mendatangkan kerugian dan merusak masyarakat sepanjang ada persaingan bebas.

Selain itu Smith juga menghendaki campur tangan pemerintah seminimal mungkin.Biarkan perekonomian berjalan secara wajar tanpa adanya campur tangan dari pemerintah,karena nanti akan ada invisible hand yang akan membawa perekonomian tersebut kearah keseimbangan.

Kritik Terhadap Pemikiran Terdahulu

Sebagai dampak adanya modernisasi ialah akan timbulnya hierarki dalam masyarakat akan melahirkan kelas dalam masyarakat , yang melatarbelakangi terjadinya pelemahan terhadap kalangan ekonomi lemah dalam hal ini masyarakat konvensional dengan ekonomi tradisionalnya.

Dengan adanya eksploitasi terhadap kaum pinggiran yaitu msyarakat tradisioanal, akan dapat menurunkan kesejahteraan masyarakat sekaligus meningkatkan angka kemiskinan

Adanya perubahan dari sistem tradisional ke modern secara revolusioner akan mematikan SDM yang memiliki tingkat ketrampilan yang rendah ( unskill worker ) Adanya kebebasan individu ,akan melahirkan masyarakat yang individualistis yang pada nantinya akan melahirkan suatu kompetisi yang tidak sehat.

Tanpa adanya campur tangan dari pemerintah akan timbul monopoli dalam pasar.

Pemikiran Ekonomi Baru

Indonesia kini sedang bergulat dengan reformasi politik telah membuat kekeliruan.yaitu terlalu menekankan berfokus pada pertumbuhan ekonomi materiil saja.Selain itu konsentrasi akan ekonomi modernlah yang memberikan dampak dari pertumbuhan ekonomi itu sendiri kurang dapat dirasakan secara makro, sebab pertumbuhan ekonomi itu sendiri tidak dibarengi dengan hidupnya sektor mikro seperti pasar tradisional dan usaha kecil menengah. Akibatnya semakin timbulnya jurang antara rakyat yang kaya dan yang miskin, yang menimbulkan terbentuknya kelas dalam masyarakat,semakin tebalnya jurang antara si kaya dengan si miskin akan menimbulkan dampak terjadinya eksploitasi terhadap si miskin.

Krisis ekonomi di Indonesia sekarang ini menurut para ahli ekonomi selain karena kurang bergeraknya sektor mikro karena dominasi oleh pihak tertentu juga diakibatkan oleh investasi yang berlebihan ( over investment ) terutama disektor real-estate yang sebenarnya kurang produktif tetapi menguntungkan . Karena usaha – usaha real-estate ini dibiayai dengan kredit perbankan ,jika real-estate mati maka perbankan pun akan ikut mati dan pada akhirnya pemerintah harus turun tangan melakukan rekapitulasi perbankan.

Ironis memang dengan keberadaan infrastruktur modern tersebut, telah meminggirkan kaum-kaum miskin disudut kota yang tak terjamah.

Pasar-pasar Tradisional yang Dulu sebagai Tulang Punggung perekonomian Daerah,hampir tak tersentuh Konsumen.

Sebenarnya dari Semua ini ada jalan keluarnya, Pemerintah disini sebagai pemangku kebijakan harus mampu menjadi penengah antara masyarakat ekonomi tradisional dan masyarakat ekonomi Modern.Bukan tidak mungkin Jika itu mampu diwujudkan,tingkat kemiskinan Daerah pun akan menurun karena semua sektor dapat tergerak dan hidup.


Kesimpulan

Beberapa gambaran diatas dapat dijadikan acuan bagi Pemerintah baik pusat maupun daerah untuk mengambil suatu kebijakan berlandaskan ekonomi modern ditengah persaingan global, namun harus melibatkan masyarakat ekonomi tradisional sebagai sisi pendukungnya.

Harus adanya kontribusi pemerintah dalam menghidupkan sektor mikro , untuk menjamin semua sektor dapat tergerak dengan normal dan memberikan indikasi positif.

Di kancah Globalisasi menuntut adanya rekonstruksi struktur pasar, oleh karena itu pemerintah harus jeli menempatkan masyarakat ekonomi tradisional,karena bukan tidak mungkin dengan adanya pasar tradisonal justru akan meningkatkan daya tarik pariwisata .

Perlu adanya masa transisi bagi pasar tradisional untuk menyesuaikan atau beradaptasi dengan perkembangan budaya masyarakat yang ada.

Harus adanya regulasi yang tegas dan jelas untuk menghindari terjadinya monopoli dari swasta yang cenderung eksploitatif .

Perlu adanya sinergitas antara ekonomi Modern dan tradisional di indonesia mengingat kemejemukan masyrakat indonesia seringkali membuat sebagian terpinggirkan.